Jumat, 07 September 2012


Rangkaian Seri

Di dalam rangkaian seri, 3 rangkaian yang di susun hanya terhitung 1 rangkaian saja. Rangkaian ini juga bisa kita gambarkan dalam posisi diagonal, fungsinya adalah untuk dapat memahami dalam pembacaan gambar. Rangkaian listrik seri dapat menghemat biaya.
Rangkaian Seri

Rangkaian LED

salah satu rangkaian yang paling banyak di gunakan untuk lampu-lampu led. Rangkaian LED (Light Emiting Diode) termasuk jenis dioda semikonduktor. Mengapa di sebut dengan rangkaian led, karena pada saat rangkaian ini di hidupkan akan menyala secara bergantian dari lampu led satu ke lampu led lainnya. Sehingga di sebut dengan rangkaian running led.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan kebutuhan di zaman sekarang, kini lampu led banyak di pakai sebagai penerangan. Sehingga lampu ini dapat mengganti lampu pijar dan lampu neon yang membutuhkan daya cukup besar. Alasan menggunakan lampu led di karenakan lebih awet dan daya yang di butuhkan untuk lampu led juga cukup kecil sehingga dapat menghemat penggunaan listrik.
Lampu LED memiliki kecendrungan polarisari yang mempunyai kutup positif dan kutup negatif, sehingga untuk menyalakan lampu led di butuhkan arus maju atau forward. Jika LED di aliri arus terbalik atau reserve maka komponen chip di dalam LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya, bahkan jika sumber tegangan terlalu besar akan dapat menyebabkan komponen di dalam led rusak.
Rangkaian LED
Apabila kita ingin memasang lampu led yang memiliki tegangan 220 volt, selain tegangan tersebut harus voltase searah dan stabil, juga diperlukan resistor yang berfungsi untuk membatasi arus yang masuk di dalam lampu led. Jika kita hendak memasang rangkaian led pada komponen motor yang menggunakan tegangan aki 12 volt, maka kita harus memasang led warna putih yang berukuran 5 mm.
Setiap warna dalam komponen lampu led mempunyai karakteristik yang berbeda seperti besarnya tegangan dan arus yang di butuhkan untuk membuat chip didalam led yang dapat menghasilkan emisi cahaya. Semakin terang jenis lampu led, maka semakain besar juga drop tegangan dan arus yang di butuhkan.
Karena perbedaan karakteristik inilah, maka kita harus menggunakan rangkaian seri agar setiap lampu led menyala normal. Untuk membuat rangkaian led dan di gabungkan dengan rangkaian seri memang cukup sulit, karena besarnya cahaya yang di hasilkan akan berbeda, bahkan sebagian LED dapat tidak menyala atau redup. Untuk mencegah hal seperti ini, LED yang berwarna harus di pasang paralel dengan resistor pembatas yang di sesuaikan.
Demikian penjelasan singkat mengenai Rangkaian LED, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi anda yang membutuhkan rangkaian ini. Baca juga artikel kami lainnya tentang Rangkaian Seri dan Pengertian Resistor.

Rangkaian Inverter 100 Watt

Rangkaian Inverter 100 Watt adalah rangkaian yang di gunakan apabila terjadi pemadaman aliran listrik secara tiba-tiba atau pemadaman listrik secara bergilir. Dengan adanya rangkaian inverter anda tidak perlu bingung, karena inverter akan memberikan tenaga energi alternatif.
Di dalam rangkaian inverter 100 watt terdapat komponen DC dan AC, dengan menggunakan komponen DC to AC inverter, anda akan dengan mudah mendapatkan listrik di mana saja, seperti di mobil, di toko dan di rumah. Inverter 100 watt sangat berguna saat terjadi pemadaman, apalagi bagi kita yang sedang memiliki usaha, pastinya tidak ingin usaha yang sedang anda jalankan terganggu gara-gara mati lampu.
Inverter adalah perangkat elektronik yang di gunakan untuk mengubah arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter akan mengaliri arus DC dari perangkat seperti baterai, accu, panel surya dan solar menjadi arus AC. Rangkaian inverter di bagi menjadi dua bagian, yaitu bagian multivibrator astable yang berfungsi untuk menghasilkan tenaga secara terus menerus.
Kita bisa menggunakan multivibrator lain, seperti transistor atau IC NE 555, yang penting kita bisa mendapatkan sinyal keluaran yang mempunyai ayunan amplitudo. Pada bagian kedua yaitu bagian driver transistor dan transformator yang berfungsi sebagai swicthing dan penaik tegangan menjadi tegangan 220 volt.
Berikut ini gambar skema rangkaian inverter 100 watt sederhana yang menggunakan IC CD4047 dan MOSFET IRF540. Rangkaian yang akan kita rakit kali ini cukup murah dan sederhana serta dapat di rakit sendiri menggunakan papan PCB.
Rangkaian Inverter 100 Watt
Daftar komponen yang di gunakan dalam skema di atas :
Accu : 12V/7Ah
R1 : 330 OHM
R2, R6 : 1 K
R3, R4 : 220 OHM
R5 : 390 K
DIODA : 1N4007
LED
IC : CD4047
C2 : 0.01uF
C3 : 2200uF/25V
C4 : 0.1uF/600V
Q1, Q2 : IRF540
Trafo yang di gunakan pada skema di atas adalah jenis trafo centertap yang bisa menggabungkan dua buah sinyal input yang berkelibihan dari driver transistor menjadi satu buah sinyal ac yang sempurna. Prinsip kerja dari rangkaian ini cukup mudah untuk di pahami, karena anda hanya membutuhkan tegangan 220 volt dengan memanfaatkan aki 12 volt.
Demikian penjelasan singkat mengenai Rangkaian Inverter 100 Watt, semoga rangkaian kali ini berguna dan bermanfaat bagi anda yang membutuhkan rangkaian inverter. Baca juga artikel kami lainnya tentang Rangkaian LED dan Rangkaian Seri.

Rangkaian Elektronika

Rangkaian Elektronika adalah susunan dari komponen elektronika yang mempelajari ilmu tentang alat listrik arus lemah yang di jalankan dengan mengontrol aliran elektron atau juga muatan listrik seperti komputer, peralatan elekrtonik, termokabel, semikonduktor dan fungsi kelistrikan lainnya. Untuk dapat memahami sebuah rangkaian elektronika, kita harus menguasai bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya pada bagian teknik elektro dan teknik komputer.
Saat ini sudah banyak sekali desain ataupun rancangan dari sebuah rangkaian untuk memenuhi suatu tuntutan teknologi atau kebutuhan manusia. Itu di karenakan perkembangan teknologi sudah mengalami banyak peningkatan yang semakin kompleks seperti penggunaan wireless dan pemanfaatan bahan semikonduktor.
Rangkaian Elektronika
Sebagai contoh dari perkembangan teknologi adalah pada sistem komputer yang kini mempunyai kecepatan proses data yang sangat tinggi, hingga bisa mencapai pada kecepatan jutaan per detik (GHz) dan juga mempunyai bentuk yang lebih kecil dan portable. Itu semua di sebabkan adanya kemajuan teknologi digital yang berbasis komputasi.
Contoh lain dari rangkaian elektronika adalah rangkaian wireless. Di mana rangkaian ini bisa di gunakan dari jarak jauh tanpa harus menggunakan kabel. Oleh karena itu sekarang ini banyak orang menilai pada saat ini teknologi sudah canggih Ditambah lagi dengan alat yang bernama GPS, alat ini di gunakan untuk mendeteksi posisi kita di manapun kita berada. GPS memanfaatkan fungsi wireless atau gelombang radio dalam memantau lalu lintas data antara pengguna GPS dengan satelite GPS.
Selain rangkaian elektronika wireless, ada juga yang di sebut dengan elektronika sensor. Di mana rangkaian ini berfungsi menyerupai fungsi dari indra manusia yang bisa di tiru, bahkan rangkaian ini juga merasakan apa saja yang di rasakan oleh indra manusia. Ada juga rangkaian sensor yang bisa mendeteksi berat, suhu. api, air, jumlah putaran, jarak dan masih banyak lagi jenis rangkaian sensor lainnya yang sangat membantu keperluan sehari hari.
Alat yang di gunakan dasar kerja rangkaian elektronika di sebut sebagai peralatan elektronik. Contoh peralatan elektronik adalah Tabung Katoda, kamera digital, komputer, laptop, robot, smart card dan lain-lain.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai Rangkaian Elektronika, semoga artikel kali ini bermanfaat bagi anda. Baca juga artikel kami lainnya tentang Elektronika Digital, Komponen Elektronika dan Pengertian Elektronika.

Membuat Inverter 500 Watt

Membuat Inverter 500 Watt cukup mudah, karena sebagian dari komponen yang akan kita gunakan merupakan barang elektronik menggunakan arus listrik sebagai catu daya. Inverter 500 watt tidak akan berfungsi dengan baik tanpa adanya pasokan arus listrik yang mengalir ke barang-barang elektronika tersebut. Dengan arus listrik yang memadai, maka pasokan daya di dalam inverter akan stabil.
Inverter adalah peralatan yang sangat berguna untuk dapat mengendalikan dari tegangan rendah dari sumber DC ke tegangan tinggi AC. Rangkaian inverter yang paling umum di gunakan bagi setiap orang adalah 12 volt ke 220 volt inverter. Itu di karenakan baterai yang di gunakan mempunyai tegangan 12 volt.
Rangkaian inverter 500 watt biasanya menarik arus yang mengalir dari baterai 12 DC. Baterai yang kita gunakan nanti harus dapat memberikan aliran arus yang cukup besar. Arus yang mengalir kemudian di ubah menjadi 220 volt AC yang berbentuk gelombang persegi, sehingga kita bisa menggunakan peralatan listrik yang bekerja pada tegangan 220 volt dari sumber 12 volt.
Namun tidak selamanya pasokan listrik yang kita gunakan terus memadai, seringkali karena adanya gangguan yang terjadi seperti kondisi cuaca atau tegangan teknis sehingga terpaksa pasokan listrik yang kita gunakan padam. Dengan padamnya aliran listrik, jelas berdampak besar bagi alat elektronika yang kita gunakan. Untuk menghindari terjadinya kerugian tersebut, kita tentu harus membuat inverter 500 watt.
Berikut ini gambar skema untuk membuat inverter 500 watt :
Membuat Inverter 500 Watt
Di dalam skema di atas, kita menggunakan tegangan DC 12 volt ke dalam AC 220 volt. Komponen 4047 yang terdapat pada gambar di gunakan untuk menghasilkan gelombang persegi 50 Hz dan memperkuat arus kemudian memperkuat tegangan dengan menggunakan komponen trafo.
Rangkaian yang kita buat berguna pada saat aliran listrik di rumah kita padam. Dengan menggunakan rangkaian ini, anda bisa melanjutkan pekerjaan tanpa harus terganggu dengan padamnya aliran listrik. Anda tidak akan mengalami gangguan produktivitas kerja selama tersedia inverter. Untuk sumber daya inverter, Anda bisa menggunakan Accu mobil atau sepeda motor atau panel surya. Perangkat ini sangat vital dimiliki untuk Anda yang mempunyai usaha foto copy, warnet, rental playstation, dan lain-lain.
Demikian penjelasan singkat mengenai cara Membuat Inverter 500 Watt, semoga info tentang pembuatan rangkaian ini berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel kami lainnya tentang Rangkaian Inverter 100 Watt.

Rangkaian Regulator Penyesuai Tegangan

Rangkaian Regulator Penyesuai Tegangan merupakan perangkat elektronika yang dapat menyuplai arus searah atau DC agar perangkat yang terdapat dalam elektronik dapat bekerja dengan baik. Komponen yang merupakan sumber catu daya DC yang paling baik adalah baterai atau accu. Namun, untuk pengaplikasian membutuhkan catu daya lebih besar, sehingga sumber dari baterai saja tidak cukup.
Sumber catu daya yang paling besar dan baik di gunakan adalah sumber arus bolak-balik AC (alternating current) yang merupakan sumber dari pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat menggunakan pembangkit tenaga listrik, di perlukanlah suatu perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC (alternating current) menjadi arus DC (direct current).
Rangkaian Regulator penyesuai tegangan biasanya menggunakan power supply stabil dan juga dioda zener sebagai stabilisator tegangan. Untuk dapat mengontrol tingkat presisi yang lebih tinggi, maka dapat kita gunakan pengatur tegangan. Komponen regulator yang di gunakan adalah sebuah IC yang seringkali memiliki tiga kaki terminal dan memiliki bentuk yang hampir mirip dengan sebuah transistor daya.
Rangkaian penyearah di katakan bagus apabila tegangan ripple-nya kecil. Jika tegangan PLN naik turun, maka tegangan outputnya juga akan naik turun. Apabila arus yang mengalir semakin besar, tegangan DC keluarnya juga ikut turun. Perubahan aplikasi tegangan ini cukup mengganggu, sehingga di perlukan komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan ini menjadi stabil.
Berikut ini Gambar skema Rangkaian Regulator Penyesuai Tegangan :
Rangkaian Regulator Penyesuai Tegangan
MSK5012 adalah pengatur tegangan yang disesuaikan yang sangat handal. Yang outputnya dapat diprogram dengan menggunakan dua resistor. Regulator ini memiliki tegangan dropout sangat rendah (0.45v @ 10A) karena penggunaan MOSFT dengan RDS sangat rendah. MS5012 ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan penolakan riak  sekitar 45dB. Ini tersedia dalam paket 5  pin elektrik terisolasi dari sirkuit internal. Ini memberikan kita kebebasan untuk masuk IC langsung ke heat sink dan heat sink semacam ini langsung meningkatkan disipasi panas.
Tegangan keluaran dari rangkaian ini disesuaikan dari 1.3v sampai 36V DC. Resistor R1 dan R2 digunakan untuk pemrograman voltage. Untuk semua aplikasi, nilai R2 adalah tetap  10K. Hubungan antara R1, R2 dan output tegangan Vout adalah menurut persamaan R1 = R2 (Vout/1.235) -1. C1 adalah sebuah filter kapasitor yang juga merupakan bagian dari sirkuit drive gerbang MOSFET. Sekitar tiga kali tegangan input akan muncul di seluruh kapasitor ini dan rating tegangannya harus sesuai pilihan. C2 adalah  filter input kapasitor sedangkan C3 merupakan filter output kapasitor.
Demikian penjelasan singkat mengenai Rangkaian Regulator Penyesuai Tegangan, semoga rangkaian regulator kali ini berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel kami lainnya tentang Rangkaian Inverter 100 Watt dan Membuat Inverter 500 Watt.

Mini Audio Amplifier

Mini Audio Amplifier adalah rangkaian penguat audio sederhana dan sangat murah harganya yang berfungsi untuk memperkuat sinyal dari sumber-sumber sinyal yang masih kecil, sehingga dapat mengeluarkan suara dengan level tertentu. Rangkaian audio amplifier dapat di buat berdasarkan pada semikonduktor IC TDA7052. Rangkaian amplifier mini ini bahkan dapat di jalankan dari baterai cell.
IC TDA7052 yang terdapat pada mini audio amplifier adalah penguat output mono yang datang dalam paket DI Package (DIP). Perangkat ini di rancang hanya untuk di operasikan dengan baterai. Fitur yang terdapat pada IC ini tidak ada komponen eksternal yang di perlukan, tidak ada suara klik switch-on atau switch-off, stabilitas yang dimiliki bagus, sangat rendah konsumsi daya, rendah THD, tidak memerlukan lempeng pendingin dan hubungan arus pendek.
Berikut ini kami tampilkan gambar skema mini audio amplifier :
Mini Audio Amplifier
Bagian-bagian yang terdapat pada skema audio amplifier adalah input sinyal yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Bagian input sinyal harus mampu mengadaptasi sinyal tersebut sehingga sama pada saat di masukan ke penguat awal atau penguat depan (pre-amp).
Power Supply merupakan rangkaian pencatu daya untuk semua rangkaian. Secara umum power supply mengeluarkan dua jenis output, yaitu output teregulasi dan tidak teregulasi. Output teregulasi dipakai untuk rangkaian pengatur nada dan penguat awal, sementara rangkaian power supply tidak teregulasi dipakai untuk rangkaian power amplifier.
Keuntungan dari penggunaan IC TDA7052 adalah tetap secara internal pada 40 dB. Untuk mengimbangi pengurangan daya output karena tegangan rendah TDA7052 menggunakan prinsip Bridge-Tied Load (BTL) yang dapat memberikan output sekitar 1 sampai 2 W RMS (THD = 10%) menjadi beban 8 Ohm dengan power supply dari 6 V.
Rangkaian potensiometer dapat di gunakan untuk mengontrol volume C1 dan C2. Kapasitor yang di maksudkan disini adalah untuk menyaring supply voltage jika baterai eliminator yang digunakan sebagai sumber operasi. Untuk pasokan audio amplifier yang menggunakan batere,  C1 dan C2 tidak diperlukan.
Demikian penjelasan singkat mengenai Mini Audio Amplifier, semoga artikel mini amplifier kali ini berguna dan bermanfaat bagi anda yang sedang mencari informasi tentang audio amplifier. Baca juga artikel lainnya tentang Power Amplifier 14 Watt IC TDA2030.

Transistor Sebagai Saklar

Transistor Sebagai Saklar maksudnya adalah penggunaan transistor pada salah satu kondisi yaitu saturasi dan cut off. Pengertiannya adalah jika ada sebuah transistor berada dalam keadaan saturasi maka transistor tersebut akan seperti saklar tertutup antara colector dan emiter, sedangkan apabila transistor dalam keadaan cut off transistor tersebut akan berlaku seperti saklar terbuka.
Pengertian dari Cut off adalah kondisi transistor di mana arus basis sama dengan nol, arus output pada colector  sama dengan nol, sedangkan tegangan pada colector maksimal atau sama dengan tegangan supply. Saturasi adalah kondisi di mana transistor dalam keadaan arus basis adalah maksimal, arus colector adalah maksimal dan tegangan yang di hasilkan colector-emitor adalah minimal.
Apabila terdapat rangkaian transistor sebagai saklar banyak menggunakan jenis transistor NPN, maka ketika basis di beri tegangan tertentu. Transistor akan berada dalam kondisi ON, sedangkan besar tegangan pada basis tergantung dari spesifikasi transistor itu sendiri. Dengan cara mengatur bias sebuah transistor menjadi jenuh, maka seolah akan di dapat hubungan singkat antara kaki colector dan emitor.
Terminal basis akan dengan cepat mengontrol arus yang mengalir dari colector menuju emitor.  Arus yang di hasilkan dari tegangan input akan menyebabkan transistor saturasi menjadi saklar tertutup, akibat dari kejadian ini arus akan mengalir dari colector ke emitor. Pada saat kondisi tegangan colector emitor mendekati 0 volt.
Sebaliknya jika tegangan transistor sebagai saklar tidak di berikan arus tegangan, maka transistor akan berada dalam kondisi Cut off dan terminal colector emitor terputus seolah sakalar menjadi terbuka. Akibat dari pemutusan ini arus tidak akan mengalir dari colector menuju emitor. Dalam kondisi ini tegangan yang di hasilkan akan maksimal.
Kalau misalkan transistor di pakai hanya pada dua titik, yaitu titik putus dan titik saturasi, maka transistor akan di pakai sebagai saklar. Daya yang di serap oleh dua titik ini sangat kecil, tetapi dalam keadaan aktif daya yang di serap transistor akan lebih besar. Sebab pemakaian yang mana menggunakan arus lebih besar harus di upayakan agar daerah yang di lewati aktif, sehingga transistor tidak menjadi terlalu panas.
Demikian penjelasan singkat mengenai Transistor Sebagai Saklar, semoga pembahasan transistor kali ini bermanfaat bagi kita semua. Baca juga artikel kami lainnya tentang Fungsi Transistor dan Pengertian Dioda.